Sunrays

Blogger Template by ThemeLib.com

Netbook Baru dari Acer

Published by Aman_bajrai under on 6:52 AM

aura persaingan sub notebook (netbook) sekarang ini kian terasa saja, apalagi dengan hadirnya berbagai seri netbook karya vendor-vendor notebook ternama. Rasanya hampir semua pabrikan yang berkecimpung dalam bisnis notebook juga ambil bagian dalam tren sub notebook.

Demikian halnya dengan langkah yang diambil Acer, pabrikan notebook yang bercokol di Taiwan ini tidak mau kalah dengan para pesaingnya. Ini dibuktikan Acer dengan merilis Aspire One.

Layar seluas 8,9 inci rasanya sudah menjadi peraturan umum bagi hampir seluruh netbook. Selain itu Aspire One diperkuat dengan prosesor Intel Atom N270 berkecepatan 1,6 GHz dan memori DDR2 SDRAM berkapasitas 512 MB. Acer menyediakan dua pilihan sistem operasi, yaitu Windows XP dan Linux. Aturannya, jika menggunakan XP, maka media simpan yang digunakan adalah harddisk 80 GB. Sedangkan jika menggunakan Linux, maka media simpan yang kompatibel adalah SSD 8 GB.

Aspire One dilengkapi dengan fasilitas Ethernet, 802.11 b/g, tiga colokan USB 2.0 dan tidak ketinggalan VGA untuk menampilkan gambar kualitas baik. Sayangnya seri kartu grafis yang digunakan tidak dijelaskan secara spesifik.

Netbook besutan Acer ini dapat diperoleh dengan warna-warna yang cantik, seperti hitam, merah dan merah muda. Namun untuk saat ini hanya tersedia dua warna saja, putih dan biru. Piranti berbobot sekitar 1 kg tersebut bakal dilego dengan kisaran $600. (ipm)

HP Mini 2140 Goyang Pasar Netbook

Published by Aman_bajrai under on 6:50 AM

Hewlett Packard (HP) memang bukan pemain baru, namun demikian namanya tidak langsung tergerus begitu saja oleh merek-merek pendatang. Pertahanan yang baik coba dilakukan HP dengan tetap menghadirkan karya-karya anyarnya. Penampilan dan performa yang mantap tetap menjadi ciri khas dari setiap produknya.

Seperti kali ini, HP coba menghadirkan besutan barunya, Mini 2140. Karena tergolong netbook, maka Mini 2140 ini mengusung layar seluas 10,1 inci. Seperti pendahulunya, HP Mini 2140 ini mengandalkan prosesor Intel Atom N270 yang dilengkapi dengan LED backlit. Sub notebook Mini 2140 ini menggunakan media simpan jenis Solid State Drive (SSD) 80GB atau harddisk konvensional 160GB.

Uniknya, meskipun 2140 adalah jenis netbook namun keyboard yang digunakan berukuran 92 persen dari ukuran keyboard biasa. Bahan yang digunakan pun berasal dari aluminium sehingga terlihat lebih elegan untuk kelas netbook. Netbook yang oleh HP juga dipajang dalam CES 2009 Las Vegas ini, menurut rencana akan dilego seharga US$499.

AL BURJ AL ARABI adalah salah satu hotel terbaik di dunia

Published by Aman_bajrai under on 6:48 AM
Designed to resemble a billowing sail, the hotel soars to a height of 321 meters, dominating the Dubai coastline. At night,it offers an unforgettable sight, surrounded by choreographed colour sculptures of water and fire. The all-suite hotel reflects the finest that the world has to offer.

With your chauffeur driven Rolls Royce, discreet in-suite check in, private reception desk on every floor and a brigade of highly trained butlers who provide around the clock attention, you can be assured of a highly personalised service throughout your stay.

Saatnya Mencicipi Windows 7 Beta

Published by Aman_bajrai under on 6:43 AM

Windows 7, sistem operasi paling gres milik Microsoft ini telah menarik berbagai pihak untuk mengenal lebih dalam tentang Windows 7. Berita awalnya, OS multi touch pertama Microsoft ini akan resmi rilis tahun 2010 mendatang. Namun kabar bahagia begitu cepat berhembus.

Steve Ballmer, CEO Microsoft mengumumkan lewat pidato pembuka CES 2009 yang berlangsung di Las Vegas bahwa Windows 7 beta sudah dapat diunduh untuk umum. Untuk mendapatkannya, Anda dapat mengunduhnya melalui situs resmi Microsoft.

Sayangnya, versi beta Windows 7 ini hanya disediakan untuk 2,5 juta pengunduh pertama. Namun jangan senang dulu, pasalnya OS teranyar Microsoft ini mewajibkan calon penggunanya untuk memiliki perangkat keras (hardware) yang kompatibel dengan Windows 7. Sebut saja, prosesor dengan clock speed 1GHz 32-bit atau 64-bit, memori sebesar 1GB, harddisk kosong 16GB, kartu video yang mendukung grafik DirectX 9 dengan memori 128MB, DVD-R/W, serta koneksi internet.

Beberapa informasi menyebutkan Microsoft menunda sementara waktu akibat membludaknya peminat Windows 7 dari berbagai belahan dunia pada Jumat (9/1) lalu. Namun agar tak sampai ketinggalan, tak ada salahnya jika Anda mengunjungi http://technet.microsoft.com mulai saat ini.

Israel Mulai Bingung Hadapi Pejuang Palestina

Published by Aman_bajrai under on 6:41 AM
Pasukan darat Israel menghadapi perlawanan yang hebat dari para pejuang Palestina di Jalur Gaza hingga Israel terpaksa mengerahkan pasukan cadangannya. Pejuang Palestina di Gaza, Hamas dan Jihad Islam mengatakan bahwa mereka telah menyergap pasukan Israel dan sengaja membawa pasukan Israel ke sejumlah zona pertempuran.

Pihak Israel tidak mau menyebutkan berapa pasukan cadangan yang mereka kerahkan untuk mendukung pasukan daratnya di Gaza. Sebelumnya Israel mengklaim telah mengerahkan puluhan ribu pasukan cadangannya untuk menggempur Gaza dari udara, laut dan darat.

Perdana Menteri Israel Ehud Olmert dalam rapat kabinet hari Minggu kemarin mengatakan bahwa militer Israel sudah hampir mencapai tujuan mereka melakukan serangan ke Jalur Gaza. "Israel sudah hampir mencapai tujuan yang telah ditetapkan dalam perang ini," kata Olmert.

Namun mantan penasehat keamanan nasional Israel, Giroa Eiland mengungkapkan bahwa telah terjadi perdebatan di pemerintahan dan pejabat keamanan Israel soal pernyataan Olmert bahwa Israel sudah hampir mencapai tujuannya mengobarkan perang di Jalur Gaza.

"Pertanyaan pentingnya, bagaimana menyimpulkan dan menyelesaikan misi ini. Sepanjang yang saya pahami, salah satu alasan mengapa opsi militer kemungkinan akan diperpanjang, karena Israel sedang mencari solusi atas situasi yang tengah terjadi," kata Eiland.

Israel nampaknya terjebak dalam perang yang telah dikobarkannya sendiri. Israel frustasi karena setelah dua minggu lebih membombardir Gaza dengan persenjataan canggih, tetap tidak bisa membungkam perlawanan pejuang Palestina tetapi hanya menimbulkan korban di kalangan warga sipil Palestina yang tak berdosa.

Memasuki pekan ketiga serangan brutal Israel ke Jalur Gaza, jumlah warga Palestina yang gugur syahid mencapai lebih dari 900 orang dan 4.000 orang lainnya luka-luka. (ln/aljz/prtv)

Israel Belum Berhasil Kuasai Kota Gaza

Published by Aman_bajrai under on 6:39 AM

GAZA (Arrahmah.com) - Hingga Senin ini tentara Israel belum berhasil menaklukkan kota Gaza meski ribuan tentara cadangan telah dikerahkan. Pejuang Gaza berikan perlawanan sengit.

Berdasarkan pantauan Press TV, Senin (12/1), pejuang Gaza, baik Hamas dan Jihad Islam memberikan perlawanan sengit dan merepotkan Israel. Padahal mereka didukung dengan tank-tank dan serangan udara dari helikopter dan jet tempur.

Pertempuran sengit dilaporkan terjadi Senin pagi di wilayah timur dan selatan kota Gaza. Asap hitam dari misil-misil dan arteleri yang menghantam gedung-gedung membumbung dan menggelapkan laingit Gaza dalam serangan Israel di hari ke-17 itu.

Hingga saat ini, serangan Israel sudah menewaskan sedikitnya 900 warga Gaza sementara 4.000 lebih terluka, kebanyakan dari mereka anak-anak dan wanita. (Hanin Mazaya/okz)

Hacker Protes Israel di Situs PLN

Published by Aman_bajrai under on 6:37 AM

JAKARTA (Arrahmah.com) - Protes mengenai invasi Israel ke Palestina ternyata tidak hanya berlaku di dunia nyata. Situs PLN pun menjadi sasaran protes hacker.

Kali ini hacker pun menjadikan situs Penelitian dan pengembangan Ketenagalistrikan PLN sebagai sasaran protes. Situs dengan url pln-km.com ini berhasil dideface oleh sang hacker dengan menyematkan beberapa pesan protes terkait pembantaian massal yang terjadi di Jalur Gaza.

Dalam pantauan okezone, Senin (12/1), selain menjadikan situs ini sebagai media protes, sang hacker juga memberikan notifikasi kepada sang admin mengenai kelemahan yang terjadi di jaringan situs PLN. Namun kalimat yang tersimpan dalam tampilan situs tersebut didominasi oleh nada protes.

Hackerz was here
Fuck Israel and Associate
Let's Pray For Salvation to Palestine People


Selain tulisan tersebut, sang hacker tidak lupa menambahkan isi tampilan dengan gambar sebuah tengkorak yang sedang mengacungkan jari tengahnya.

Hingga saat ini, situs litbang ketenagalistrikan PLN masih menampilkan tampilan yang sama. Sepertinya belum ada tanda-tanda perbaikan dari admin situs PLN. (okz)

Akan Tingkatkan Serangan, Israel Peringatkan Penduduk Gaza

Published by Aman_bajrai under on 6:33 AM
GAZA (Arrahmah.com) - Israel menyebarkan selebaran di Jalur Gaza guna memperingatkan warga Palestina bahwa mereka akan meningkatkan serangan militer. Muncul spekulasi bahwa selebaran itu menandai akan diadopsinya taktik serangan baru oleh Israel.

Seperti ditulis BBC, Sabtu (10/1), selebaran dan pesan telepon yang disampaikan menyuruh penduduk Gaza untuk menjaga jarak dari tempat-tempat milik Hamas karena tentara Israel (Israeli Defense Forces/IDF) tidak menyasar penduduk Gaza, tetapi 'hanya Hamas dan para teroris', klaimnya.

Salah satu pesan telepon menyebutkan bahwa 'tahap ketiga' dari operasi militer itu akan segera dimulai. Menurut koresponden BBC, tahap ketiga bisa berarti tentara Israel akan masuk lebih jauh ke kota-kota dan kamp-kamp pengungsian. Hal ini akan mendatangkan risiko baru baik bagi tentara Israel maupun warga sipil di Gaza.

Menurut Israel, Hamas telah menembakkan 30 roket lagi yang melukai 2 warga Israel di Ashkelon. (Hanin Mazaya/dtk/arrahmah.com)

Coca Cola Malaysia Ketar Ketir

Published by Aman_bajrai under on 6:30 AM

Malaysia (arrahmah.com) - Perusahaan minuman ringan Coca Cola menyatakan kekhawatirannya atas seruan boikot terhadap produk minuman tersebut dan produk-produk AS lainnya yang dilakukan oleh organisasi-organisasi Muslim di Malaysia, menyusul serangan brutal Israel ke Jalur Gaza.

Pihak Coca Cola mengatakan, seruan boikot itu bisa mengganggu perekonomian Malaysia dan warga negeri Jiran itu sendiri. "Seperti semua orang, kami sangat prihatin dengan situasi kemanusiaan di Timur Tengah," kata Kadri Taib, humas dan direktur komunikasi perusahaan Coca Cola Malaysia dalam pernyataannya.

"Karena bisnis kami yang bersifat lokal, kami yakin seruan boikot terhadap produk-produk kami bukan cara yang tepat, karena yang akan paling terpukul adalah perekonomian, bisnis dan warga lokal sendiri," ujarnya.

Dalam pernyataannya, Taib mengatakan bahwa Coca Cola Malaysia mempekerjakan sekitar 1.700 warga Malaysia dan 60 persen dari pegawainya adalah Muslim.

Organisasi-organisasi Muslim di Malaysia menyerukan boikot terhadap produk-produk AS, termasuk Coca Cola dan franchise kedai kopi Starbucks dalam aksi protes yang mereka gelar hari ini di Masjid Nasional di Kuala Lumpur.

Seruan boikot itu disambut oleh Asosiasi Konsumen Islam Malaysia dan Asosiasi Pengelola Restoran Muslim Malaysia. Mereka tidak lagi menyediakan minuman Coca Cola dalam menu di restoran-restoran mereka yang jumlahnya ribuan.

"Kami berharap konsumen Muslim secara penuh ikut serta mengirimkan pesan yang kuat pada Israel dan sekutu-sekutunya agar tidak terus menerus menganiaya umat Islam," demikian pernyataan Asosisasi Konsumen di Malaysia.

Mantan perdana menteri Malaysia Mahathir Mohammad juga menyerukan boikot secara luas produk-produk AS dan mata uang dollar sebagai bentuk protes atas dukungan AS pada Israel. "Mereka tidak akan mati jika tidak menggunakan produk AS," kata Mahathir yang ikut berunjuk rasa bersama 5.000 warga Malaysia di depan kedubes AS.

"Saya berharap Starbucks dan McDonald's tidak beroperasi lagi di sini," tandas Mahathir yang juga menyerukan agar negara-negara Arab menghentikan pasokan minyaknya ke AS.

Seruan boikot produk AS pro Zionis juga dilontarkan dalam aksi massa di Italia. "Kita tidak bisa tinggal diam melihat apa yang terjadi di Gaza. Kami sudah mempertimbangkan untuk membuat daftar pengusaha yang memiliki kaitan dengan Tel Aviv, karena masyarakat tidak banyak tahu siapa saja mereka," kata Giancarlo Desiderati, anggota lembaga perdangan di Italia.

Sayangnya, di Indonesia gerakan boikot ini belum menggema. Para pengusaha dan tokoh-tokoh di Indonesia belum ada yang berani secara terbuka menyerukan boikot terhadap produk-produk AS pendukung Zionis Israel. (Prince Muhammad/eramuslim)

Jejak CIA di Indonesia

Published by Aman_bajrai under on 6:25 AM
Diskursus tentang CIA dan peranannya dalam perjalanan sejarah bangsa ini kembali mengemuka ketika buku Tim Werner berjudul “Legacy of Ashes” diterbitkan dalam bahasa Indonesia dan menyinggung tentang direkrutnya Adam Malik menjadi agen CIA.

Diskursus tentang CIA dan peranannya dalam perjalanan sejarah bangsa ini kembali mengemuka ketika buku Tim Werner berjudul “Legacy of Ashes” diterbitkan dalam bahasa Indonesia dan menyinggung tentang direkrutnya Adam Malik menjadi agen CIA. Polemik pun merebak. Ada yang percaya, ada yang tidak. Dan seperti juga kasus lainnya di negeri ini, kontroversi itu pun segera menguap, berakhir tanpa ending yang jelas. Fakta inilah yang membuat banyak orang luar menyebut bangsa ini memiliki memori yang amat pendek.

Di sini Kami tidak secara khusus menyoroti polemik tersebut, namun Kami akan mencoba untuk menelusuri jejak-jejak CIA di dalam merecoki perjalanan sejarah Indonesia sampai kini. Semoga apa yang Kami paparkan bisa menambah wawasan dan meningkatkan kewaspadaan kita semua. Amien.

Negasi Komunisme

Kemenangan kaum komunis dalam Revolusi Merah Oktober 1917 telah mencemaskan AS. Sejak itu pula, AS merancang satu strategi untuk menghancurkan Rusia. “Tanggal 8 Januari 1918, Presiden AS Woodrow Wilson mengumumkan Program 14 Pasal. Dalam suatu komentar rahasia mengenai program ini, Wilson mengakui jika usaha menghancurkan dan mencerai-beraikan Soviet Uni sudah direncanakan.” (Vsyemirnaya Istoria 1961, VIII:82). Dan kita tahu, baru pada tahun 1992 Soviet hancur.

Rencana Wilson saat itu tidak bekerja dengan efektif disebabkan fokus kerja intelijen yang kurang, depresi besar 1930, dan Perang Dunia I dan II. Barulah usai Perang Dunia II AS sungguh-sungguh menyadari betapa Soviet harus dihadapi dengan serius.

Truman Doctrine untuk mengepung penyebaran komunisme dikeluarkan pada 1947. Disusul dengan Marshall Plan tahun berikutnya guna membangun kembali Eropa dari puing-puing akibat PD II. Indonesia (istilah dulu “Hindia Belanda”) merupakan satu-satunya wilayah koloni Eropa yang dicakup dalam rencana dasar Marshall Plan. Akibatnya, bantuan keuangan AS kepada Belanda menyebabkan Den Hag mampu untuk memperkuat genggamannya atas Indonesia. Belanda melancarkan embargo ekonomi terhadap pemerintah RI yang berpusat di Yogya kala itu.

Bukan itu saja, Washington juga secara rahasia ikut membantu militer Belanda untuk menjajah kembali Indonesia. “Ketika tentara kerajaan Belanda kembali datang ke Jawa dan Sumatera pada musim semi 1946, banyak serdadu Belanda mengenakan seragam marinir AS dan mengendarai jeep Angkatan Darat AS.” (Gouda & Zaalberg: Indonesia Merdeka Karena Amerika?, Politik Luar Negeri AS dan Nasionalisme Indonesia 1920-1949; 2008). Bahkan AS diyakini turut membantu Belanda dalam serangan militer Belanda II atas Yogya pada 18 Desember 1948 (Dorling & Lee; Australia and Indonesia’s Independence vol.2: The Renville Agreement: 1996).

Perhatian AS terhadap Indonesia sangat besar sejak sebelum Perang Dunia II disebabkan letaknya yang sangat strategis dan kandungan kekayaan alam yang luar biasa. Sebab itu, menjadikan Indonesia sebagai “wilayah yang bersahabat” dipandang sangat penting bagi AS. George F. Kennan, Direktur Policy Planning Staff (PPS), pernah berkata kepada Menteri Luar Negeri AS George C. Marshall pada 17 Desember 1948, “Persoalan paling penting dalam pergulatan kita dengan Kremlin sekarang adalah persoalan Indonesia.” (Gouda & Zaalberg; p.35).

Guna membendung pengaruh komunisme Soviet di Eropa maka AS mendirikan North Atlantic Treaty Organization (NATO) pada 4 April 1949. Tanggal 1 Oktober 1949 RRC komunis di bawah Mao Tse Tung berdiri. Perang Korea (1950) memaksa tentara AS yang di bawah panji PBB berhadapan langsung melawan tentara RRC yang membantu Korea Utara. Hal ini menjadikan AS merasa perlu untuk mendirikan Southeast Asia Treaty Organization (SEATO). Kian jelas, NATO dimaksudkan sebaga politik pembendungan terhadap Uni Soviet, sedangkan SEATO ditujukan sebagai politik pembendungan terhadap RRC (Soebadio; Hubungan Indonesia Amerika Dasawarsa ke II Tahun 1955-1965; 2005).

Di penghujung 1950, RRC dan Uni Soviet menjalin hubungan yang erat. Ini kian mencemaskan AS yang bernafsu menciptakan dunia sebagai pasar bebas yang besar bagi dirinya, dan juga penguasaan atas wilayah-wilayah yang kaya akan sumber daya alam seperti Indonesia. Sebab itu, Menlu AS Dean Acheson di penghujung 1950 merumuskan kebijakan politik luar negeri AS untuk Asia Pasific. AS menjalin perjanjian dengan sejumlah negara di wilayah tersebut.

Pada 8 September 1951, As mendirikan pangkalan militer di Okinawa-Jepang, Pangkalan Clark & Subic di Philipina berdiri pada 30 Agustus 1951, ANZUS (Australia, New Zealand, and United States) berdiri pada 1 September 1951, Korea Selatan pada 1 Oktober 1953, dan Taiwan pada 2 Desember 1954 (Brown; American Security Policy in Asia; Adelphi Papers 132; 1977)

Semua perkembangan global di atas telah dipelajari dengan seksama oleh Soekarno yang sejak muda gandrung pada persatuan Indonesia yang merdeka, berdaulat secara politik dan ekonomi, dan mandiri. Soekarno tahu jika negerinya ini menyimpan kekayaan alam yang luar biasa. Sebab itu dia sungguh-sungguh paham jika suatu hari Indonesia akan mampu untuk tumbuh menjadi sebuah negeri yang besar dan makmur. Sikap Soekarno inilah yang membuatnya menentang segala bentuk Neo Kolonialisme dan Imperialisme (Nekolim) di mana AS menjadi panglimanya.

Dalam pandangan Soekarno, Soviet lebih bisa dipercaya ketimbang AS karena Soviet belum pernah menjadi negara kolonial di luar negeri, sebaliknya Inggris dan Perancis adalah bekas negara-negara kolonial yang bersekutu dengan AS (Soebadio: p.42). Sebab itu, Indonesia menentang usaha AS menjadikan negara-negara Asia Pasifik sebagai bonekanya (dengan mendirikan pangkalan militer di wilayahnya masing-masing) dan menjalin kerjasama dengan Soviet dalam kedudukan yang setara. Apalagi Soekarno tahu jika AS membantu Belanda untuk menjajah kembali Indonesia. Hal ini menjadikan AS bernafsu untuk menumbangkan segera Soekarno.
7 Desember 1957, Panglima Operasi AL-AS Laksamana Arleigh Burke memerintahkan Panglima Armada ke-7 (Pacific) Laksamana Felix Stump menggerakkan kekuatan AL-AS yang berbasis di Teluk Subic untuk merapat ke Indonesia dengan kecepatan penuh.

Atas sikap keras kepala Soekarno yang tidak mau tunduk pada keinginan AS guna membentuk Pax-Pacific untuk melawan kekuatan komunisme, dan di sisi lain juga berarti menentang tunduk pada sistem kapitalisme yang merupakan induk dari kolonialisme dan imperialisme di mana AS menjadi panglimanya, maka tidak ada jalan lain bagi Amerika untuk menundukkan Soekarno kecuali menyingkirkannya.

Sejak akhir 1940-an, AS sesungguhnya sudah mengamati gerak-gerik dua tokoh PSI bernama Soemitro Djojohadikusumo dan Soedjatmoko yang berasal dari kalangan elit. AS mengetahui jika keduanya menentang sikap Soekarno. Baik Soedjatmoko maupun Sumitro diketahui menyambut baik Marshall Plan. Bahkan Soedjatmoko berkata, “Strategi Marshall Plan untuk Eropa tergantung pada dapat dipergunakannya sumber-sumber alam Asia.” Koko, demikian panggilan Soedjatmoko, bahkan menawarkan suatu model Indonesia yang terbuka untuk bersekutu dengan Barat. Awal 1949, Sumitro di School of Advanced International Studies yang dibiayai Ford Foundation menerangkan jika pihaknya memiliki model sosialisme yang membolehkan dieksploitasinya kekayaan alam Indonesia oleh Barat ditambah dengan sejumlah insentif bagi modal asing (Suroso; Bung Karno, Korban Perang Dingin; 2008.p.301. Lihat juga Weisman dan Djojohadikoesoemo 1949: 9).

David Ransom dalam “Mafia Berkeley dan Pembunuhan Massal di Indonesia: Kuda Troya Baru dari Universitas-Universitas di AS Masuk ke Indonesia” (Ramparts; 1971) menulis:

“Di New York, keduanya dibesarkan oleh satu kelompok yang berhubungan erat dengan apa yang biasa disebut Vietnam Lobby, yang menempatkan Ngo Dinh Diem sebagai Kepala Negara Vietnam yang pro AS. Lobi tersebut, di antaranya ada Norman Thomas, terdiri dari anggota-anggota Komite Kemerdekaan untuk Vietnam dan juga Liga India. Mereka merupakan pelopor Sosialis Kanan (Soska) dunia. “Kita harus berusaha agar usaha-usaha dan kegiatan-kegiatan AS untuk membentuk pemerintah non-komunis di Asia paska PD II jangan sampai ketahuan ketidakwajarannya”, ujar Robert Delson, anggota Liga yang juga Lawyer di Park Avenue. Delson adalah penasehat hukum untuk Indonesia di AS.”

Orang ini, tulis Ransom, selalu menemani dan membawa Sumitro dan Koko keliling AS dan memperkenalkannya kepada sahabat-sahabatnya di Americans for Democratic Action (ADA) yang juga Soska dan berpengaruh dalam sikap polittik luar negeri AS.

Usai KMB 1949, Sumitro pulang ke Jakarta dan diangkat sebagai Menteri Perdagangan dan Industri, dan kemudian juga sebagai Menteri Keuangan dan Dekan Fakultas ekonomi Universitas Indonesia. Sikap Sumitro dan kawan-kawan PSI-nya yang mendukung investasi Belanda di Indonesia merdeka tidak populer di mata rakyat yang nasionalismenya tengah bergelora. Akhirnya pada Pemilu 1955, PSI hanya mendapat suara yang kecil.

Pada 1957, untuk memperkuat perekonomian nasional, Bung Karno mengambil langkah berani dengan menasionalisasi aset-aset milik Belanda. Rakyat mendukung penuh langkah ini. Namun Soemitro dan rekan-rekannya dengan berani menentang Bung Karno dan malah bergabung dengan para pemberontak PRRI/PERMESTA yang didukung penuh CIA.

Edisi Koleksi Angkasa berjudul “Dirty War, Mesiu di Balik Skandal Politik dan Obat Bius” (juga buku David Wise & Thomas B. Ross: Pemerintah ‘Bayangan’ Amerika Serikat: 2007) memaparkan keterlibatan CIA dalam peristiwa ini: Dalam waktu bersamaan, November 1957, terjadi percobaan pembunuhan terhadap Bung Karno yang dikenal dengan peristiwa Cikini. Bung Karno selamat namun 9 orang tewas dan 45 orang disekelilingnya luka. Pemerintah kala itu mendeteksi jika tindakan makar tersebut didalangi oleh komplotan ektrem kanan yang dimotori Letkol Zulkifli Loebis, pendiri Badan Rahasia Negara Indonesia (BraNI), cikal bakal BIN, dan didukung CIA. Dengan tegas Bung Karno mengatakan jika CIA berada di belakang usaha-usaha pembunuhan terhadap dirinya.

Tudingan Bung Karno terbukti. Dalam satu sesi pertemuan Komite Intelijen Senat AS yang diketuai Senator Frank Church dengan Richard Bissel Jr—mantan wakil Direktur CIA bidang perencanaan operasi—22 tahun kemudian terungkap jika saat itu nama Soekarno memang sudah masuk dalam target operasi Direktur CIA, Allan Dulles.

Dalam operasi mendukung PRRI/PERMESTA, AS menurunkan kekuatan yang tidak main-main. CIA menjadikan Singapura, Filipina (Pangkalan AS Subic & Clark), Taiwan, dan Korea Selatan sebagai pos suplai dan pelatihan bagi pemberontak. Dari Singapura, pejabat Konsulat AS yang berkedudukan di Medan, dengan intensif berkoordinasi dengan Kol. Simbolon, Sumitro, dan Letkol Ventje Soemoeal.

Dalam artikel berjudul “PRRI-PERMESTA, Pemberontakan Para Kolonel” yang ditulis Santoso Purwoadi (Angkasa: Dirty War) dipaparkan jika pada malam hari, 7 Desember 1957, Panglima Operasi AL-AS Laksamana Arleigh Burke memerintahkan Panglima Armada ke-7 (Pacific) Laksamana Felix Stump menggerakkan kekuatan AL-AS yang berbasis di Teluk Subic untuk merapat ke Indonesia dengan kecepatan penuh tanpa boleh berhenti di mana pun. Satu divisi pasukan elit AS, US-Marine, di bawah pengawalan sejumlah kapal penjelajah dan kapal perusak disertakan dalam misi tersebut. Dalih AS, pasukan itu untuk mengamankan instalasi perusahaan minyak AS, Caltex, di Pekanbaru, Riau.

Kepada para pemberontak, selain memberikan ribuan pucuk senjata api dan mesin, lengkap dengan amunisi dan aneka granat, CIA juga mendrop sejumlah alat perang berat seperti meriam artileri, truk-truk pengangkut pasukan, aneka jeep, pesawat tempur dan pembom, dan sebagainya. Bahkan sejumlah pesawat tempur AU-Filipina dan AU-Taiwan seperti pesawat F-51D Mustang, pengebom B-26 Invader, AT-11 Kansan, pesawat transport Beechcraft, pesawat amfibi PBY 5 Catalina dipinjamkan CIA kepada pemberontak. Sebab itulah, pemberontak bisa memiliki angkatan udaranya sendiri yang dinamakan AUREV (AU Revolusioner). Beberapa pilot pesawat tempur tersebut bahkan dikendalikan sendiri oleh personil militer AS, Korea Selatan, Taiwan, dan juga Filipina.
Pesan rahasia CIA kepada para pimpinan PPRI agar sebelum mundur dari Riau mereka meledakkan instalasi kilang minyak Caltex dulu, agar dua batalyon US Marine yang sudah menunggu di perairan Dumai bisa mendarat dan menghantam pasukan Yani, dan setelah itu berencana merangsek ke Jakarta guna menumbangkan Soekarno, sama sekali tidak sempat dilakukan para pemberontak.

Awalnya pemerintah AS membantah keterlibatannya dalam pemberontakan PRRI/PERMESTA. Namun sungguh ironis, tidak sampai tiga pekan setelah Presiden Eisenhower menyatakan hal itu, pada 18 Mei 1958, sebuah pesawat pengebom B-29 milik AS ditembak jatuh oleh sistem penangkis serangan udara Angkatan Perang Republik Indonesia (APRI), setelah pesawat itu membombardir sebuah pasar dan landasan udara Ambon. Sebuah kapal laut milik ALRI juga menjadi korban (Soebadio: Hubungan Indonesia Amerika Dasawarsa ke II Tahun 1955-1965; 2005; h. 73).

“Sejumlah rakyat sipil, yang sedang berada di gereja pada acara Kamis Putih, terbunuh dalam serangan di komunitas Kristen tersebut,” tulis David Wise & Thomas B. Ross dalam “The Invisible Government: Pemerintah Bayangan Amerika Serikat” (2007; h. 180). Pilot tempur pesawat tersebut, Allan Lawrence Pope berhasil ditangkap hidup-hidup.

Awalnya, AS lewat Dubes Howard P. Jones berkilah jika Pope merupakan warganegara AS yang terlibat sebagai tentara bayaran, namun pemerintah RI mendapatkan banyak bukti jika Pope merupakan agen CIA yang sengaja ditugaskan membantu pemberontakan guna menggulingkan Bung Karno.

“Pope bukanlah seorang tentara bayaran. Dia terbang atas perintah CIA, yang secara diam-diam mendukung para pemberontak yang mencoba menggulingkan Soekarno… Dalam konferensi pers di Jakarta, 27 Mei, yang digelar oleh Letkol Herman Pieters, Pemimpin Komando Militer Maluku dan Irian Barat di Ambon, menyatakan… 300 sampai 400 tentara AS, Filipin a, dan nasionalis Cina membantu pemberontakan itu.” (Wise & Rose; h.180)

Atas gertakan AS yang sampai mengerahkan kekuatan dua batayon US Marine dengan Armada ke-7nya ke perairan Riau, Bung Karno sama sekali tidak gentar dan balik mengancam AS agar jangan ikut campur terlalu jauh ke dalam masalah internal NKRI. “AS jangan sampai bermain api dengan Indonesia. Jangan biarkan kekurangpahaman Amerika menyebabkan meletusnya Perang Dunia Ketiga!”

Bung Karno segera mengirim satu pasukan besar di bawah pimpinan Ahmad Yani untuk melibas para pemberontak di Sumatera. Saat itu RRC telah menyiapkan skuadron udaranya serta ribuan tentara regulernya untuk bergerak ke Indonesia guna membantu Soekarno memadamkan pemberontakan yang didukung CIA tersebut, namun Bung Karno menolaknya. “Kekuatan angkatan perang kami masih mampu menghadapi para pemberontak itu,” ujarnya. Dan hal itu terbukti, hanya dalam hitungan jam setelah pasukan Ahmad Yani mendarat di Pekanbaru, Padang, serta Bukit Tinggi—pusat konsentrasi para pemberontak—maka kota-kota penting itu pun direbut tanpa perlawanan yang berarti.

Bahkan pesan rahasia CIA kepada para pimpinan pemberontak agar sebelum mundur dari Riau mereka meledakkan instalasi kilang minyak Caltex dulu, agar dua batalyon US Marine yang sudah menunggu di perairan Dumai bisa mendarat dan menghantam pasukan Yani, dan setelah itu berencana merangsek ke Jakarta guna menumbangkan Soekarno, sama sekali tidak sempat dilakukan para pemberontak. (Edisi Koleksi Angkasa: Dirty War; h.48). Juni 1958, pemberontakan ini berhasil ditumpas.

Sumitro Djojohadikusumo dan sejumlah tokoh yang terlibat pemberontakan melarikan diri ke Singapura dan dari ‘Basis Israel di Asia Tenggara’ itulah, kelompok ini terus menggerogoti kekuasaan Bung Karno dan berusaha agar Indonesia bisa tunduk pada kepentingan kolonialisme dan imperialisme baru (Nekolim) AS.

Walau awalnya AS membantah keterlibatannya, namun setelah tidak akif lagi di Indonesia, mantan Dubes AS Howard P. Jones mengakui jika dirinya tahu jika CIA ada di belakang pemberontakan itu. Hal ini ditegaskan Jones dalam memoarnya “Indonesia: The Possible Dream” (1990; h.145).

Upaya CIA menumbangkan Bung Karno selalu menemui kegagalan. Dari membuat film porno “Bung Karno”, sampai dengan upaya pembunuhan dengan berbagai cara. Hal ini menjadikan CIA harus bekerja ekstra keras. Apalagi Bung Karno secara cerdik akhirnya membeli senjata dan peralatan militer ke negara-negara Blok Timur dalam jumlah besar, setelah AS menolak memberikan peralatan militernya. AS tentu tidak ingin Indonesia lebih jauh bersahabat dengan Blok Timur. Sebab itu, setelah gagal mendukung PRRI/PERMESTA, sikap AS jadi lebih lunak terhadap Indonesia.

19 Agustus 1958, AS akhirnya mengeluarkan pengumuman resmi jika pihaknya bersedia menjual senjatanya kepada Indonesia. “Dalam waktu enam bulan, kurang lebih 21 batalyon Indonesia telah diperlengkapi dengan senjata-senjata ringan Amerika,” (Jones; h. 154)

Namun walau di permukaan AS tampak kian melunak, sesungguhnya AS tengah melancarkan ‘operasi dua muka’ terhadap Indonesia. Di permukaan AS ingin terlihat memperbaharui hubungannya dengan Bung Karno, namun diam-diam CIA masih bergerak untuk menumbangkan Bung Karno dan menyiapkan satu pemerintah baru untuk Indonesia yang mau tunduk pada kepentingan Amerika. Ini termuat dalam dokumentasi laporan Hugh S. Cumming, Kepala Kementerian Pertahanan dan CIA, kepada National Security Council (NSC) pada 3 September 1958. (Suroso; Bung Karno Korban Perang Dingin; 2008; h. 331)

Senjata-senjata AS banyak yang dikirim kepada Angkatan Darat, dibanding angkatan lainnya dengan pertimbangan dari analisa agen-agen CIA bahwa elemen ini lebih bisa diajak bekerjasama dengan AS ketimbang elemen lainnya. Di sisi lain, CIA juga menggarap satu proyek membangun kelompok elit birokrat baru yang pro-AS yang kini dikenal sebagai ‘Berkeley Mafia’. Sumitro dan Soedjatmoko merupakan tokoh penting dalam kelompok ini. Bahkan di awal tahun 1960-an, tokoh-tokoh Mafia Berkeley ini bisa mengajar di Seskoad dan menjalin komunikasi intens dengan sekelompok perwira Angkatan Darat yang memusuhi Panglima Tertinggi/Presiden Soekarno, yang diantaranya adalah Suharto yang kelak berkuasa setelah Bung Karno ditumbangkan di tahun 1965. (untuk hal ini lebih lanjut silakan baca artikel David Ransom: “Mafia Berkeley dan Pembunuhan Massal di Indonesia, Kuda Troya Baru dari Universitas-Universitas di Amerika Serikat Masuk ke Indonesia”; Ramparts; 1971).
Tumbangnya Soekarno dan naiknya Jenderal Suharto disambut gembira Washingon. Presiden AS Richard M. Nixon sendiri menyebut hal itu sebagai “Terbukanya upeti besar dari Asia”.

Untuk membangun satu kelompok militer—terutama Angkatan Darat—di Indonesia yang ‘baru’ (baca: pro Amerika), AS menyelenggarakan pendidikan militer untuk para perwira Indonesia ini di Fort Leavenworth, Fort Bragg, dan sebagainya. Pada masa antara 1958-1965 jumlah perwira Indonesia yang mendapat pendidikan ini meningkat menjadi 4.000 orang. (Suroso; 2008; h. 373)

Selain militer, AS juga membangun satu kelompok elit birokrat di Universitas-Universitas AS seperti di Berkeley, MIT, Harvard, dan sebagainya, yang dikenal sebagai Mafia Berkeley. Kedua elemen ini binaan AS ini (kelompok perwira AD yang dipimpin Suharto dan kelompok birokrat yang tergabung dalam ‘Mafia Berkeley’ pimpinan Sumitro) kelak berkuasa di Indonesia setelah Soekarno ditumbangkan. Inilah cikal bakal Orde Baru (The New Order). Amerika Serikat sendiri juga dikenal sebagai pemimpin Orde Dunia Baru (The New World Order).

Sejak kegagalan mendukung PRRI/PERMESTA, National Security Council (NSC) lewat CIA terus memantau perkembangan situasi Indonesia secara intens. Sejumlah lembaga-lembaga sipil dan militer AS juga sangat aktif menggodok orang-orang Indonesia yang dipersiapkan duduk di kursi kekuasaan paska Soekarno.

Sebuah memorandum CIA yang dipersiapkan untuk State Department yang dikeluarkan di Washington, 18 September 1964 berjudul Prospek Untuk Aksi Rahasia berisi 18 point, dalam point ke-16 antara lain berbunyi:

…Seberapa jauh kita dapat melakukan usaha memecah PKI dan lebih penting lagi, untuk mengadu PKI melawan elemen non-komunis, khususnya dengan Angkatan Darat? Sampai sejauh mana, bila dimungkinkan, kita harus menyerang Soekarno? Apakah tidak dapat terpikirkan untuk menggerakkan tekanan internal seperti membangkitkan kerusuhan Cina tahun lalu, dan di bawah syarat-syarat tertentu mungkin akan memaksa Angkatan Darat untuk meraih kekuasaan besar guna memulihkan keamanan dan ketertiban? Kita tidak ingin nampak terlalu ambisius dalam hal ini. Tapi jika kita membangun program yang didalamnya terdapat bentuk [kurang dari 1 baris teks sumber tidak dideklasifikasikan] sebagai supplement di dalam perkembangan politik jangka panjang. Penting sekali mengetahui kemana kita akan berjalan dan mampu menuntut kemungkinan segala konsekuensinya dari segala usaha kita. Saat untuk menjawab pertanyaan-pertanyaan ini adalah sekarang, tidak ada nanti…” (Dokumen CIA: Melacak Penggulingan Soekarno dan Konspirasi G30S 1965; 2007).

Demikianlah. Sudah banyak literatur dan dokumen yang membongkar keterlibatan CIA di dalam peristiwa Oktober 1965, yang pada akhirnya menjatuhkan Soekarno dan menaikkan Jenderal Suharto. Atas nama pembersihan kaum komunis di negeri ini, CIA turut menyumbang daftar nama kematian (The Dead List) yang berisi 5.000 nama tokoh dan kader PKI di Indonesia kepada Jenderal Suharto. Orang yang dijadikan penghubung antara CIA dan Suharto dalam hal ini adalah Adam Malik (lihat tulisan Kathy Kadane, seorang lawyer dan jurnalis State News Service, berjudul “Para Mantan Agen Berkata: CIA Menyusun Daftar Kematian di Indonesia”; Herald Journal, 19 Mei 1990. Artikel yang sama dimuat di San Fransisco Examiner, 20 Mei 1990; di Washington Post, 21 Mei 1990; dan di Boston Globe, 23 Mei 1990).

CIA memang memberi daftar kematian sejumlah 5.000 orang, namun fakta di lapangan jauh di atas angka itu. Kol. Sarwo Edhie, Komandan RPKAD saat itu yang memimpin operasi pembersihan ini, terutama di Jawa Tengah dan Timur, menyebut angka tiga juta orang yang berhasil dihabisi. Bukan tokoh PKI saja yang dibunuh, namun juga orang-orang kecil yang tidak tahu apa-apa yang menjadi korban politik kotor konspiratif antara CIA dengan para ‘local army friend’.

Tumbangnya Soekarno dan naiknya Jenderal Suharto disambut gembira Washingon. Presiden AS Richard M. Nixon sendiri menyebut hal itu sebagai “Terbukanya upeti besar dari Asia”. Indonesia memang laksana peti harta karun yang berisi segala kekayaan alam yang luar biasa. Jika oleh Soekarno kunci peti harta karun ini dijaga baik-baik bahkan dilindungi dengan segenap kekuatan yang ada, maka oleh Jenderal Suharto, kunci peti harta karun ini malah digadaikan dengan harga murah kepada Amerika Serikat.

“Salah satu hal yang paling prinsipil dari pergantian kepemimpinan di Indonesia, dari Soekarno ke Suharto adalah bergantinya karakter Indonesia dari sebuah bangsa yang berusaha menerapkan kemandirian berdasarkan kedaulatan dan kemerdekaan, menjadi sebuah bangsa yang bergantung pada kekuatan imperialisme dan kolonialisme Barat,” demikian Suar Suroso (Bung Karno, Korban Perang Dingin; 2008).

Prosesi digadaikannya seluruh kekayaan alam negeri ini kepada jaringan imperialisme dan kolonialisme Barat terjadi di Swiss, November 1967. Jenderal Suharto mengirim sat tim ekonomi dipimpin Sultan Hamengkubuwono IX dan Adam Malik. Tim ini kelak disebut sebagai Mafia Berkeley, menemui para CEO korporasi multinasional yang dipimpin Rockefeller. Dalam pertemuan inilah tanah Indonesia yang kaya raya dengan bahan tambang dikapling-kapling seenaknya oleh mereka dan dibagikan kepada korporasi-korporasi asing, Freeport antara lain mendapat gunung emas di Irian Barat, demikian pula yang lainnya. Bahkan landasan legal formal untuk mengeksploitasi kekayaan alam Indonesia pun dirancang di Swiss ini yang kemudian dikenal sebagai UU Penanaman Modal Asing tahun 1967 (John Pilger; The NewRulers of the World). Dan jangan lupa, semua COE korporasi asing tersebut dikuasai oleh jaringan Yahudi Internasional.

Dalam fase awal kekuasaannya, Jenderal Suharto didampingi oleh dua tokoh Orde Baru, sama-sama Amerikanis, yakni Adam Malik dan Sultan Hamengkubuwono IX. Mereka ini dikenal sebagai Triumvirat Orde Baru.

Dalam tulisan berikutnya akan disorot jejak CIA di dalam masa kekuasaan Jenderal Suharto, di mana bukan hanya CIA yang diajak masuk ke Indonesia namun juga nantinya MOSSAD, sebagaimana telah ditulis dengan jelas di dalam Memoirnya Jenderal Soemitro, mantan Pangkopkamtib.

Selebrasi Kanoute Mendukung Palestina

Published by Aman_bajrai under on 6:25 AM
Sepak bola Spanyol membuat cerita. Dalam pertandingan pekan lalu, antara klub Sevilla kontra Deportivo La Coruna, Fredrick Kanoute, striker Sevilla yang beragama Islam dan berasal dari Mali, usai menjaringkan bola ke gawang lawan, membuka bajunya untuk memperlihatkan kaos dalamnya yang bertuliskan "Palestine". Kata Palestina itu ditulis juga dalam beberapa bahasa yang lain. Ini tentu saja dimaksudkan sebagai dukungan Kanoute pada Palestina yang tengah digempur oleh pasukan Israel di Gaza.

Aksi Kanoute tersebut tetap membuahkan hukuman kartu kuning dari wasit yang memimpin pertandingan. Esoknya, Federasi Sepak Bola Spanyol (REF) memberlakukan denda kepada Kanoute sebanyak 3000 euro atau sekitar Rp. 45 juta. Keputusan Federasi Sepak Bola Spanyol ini menuai aksi protes dari segala penjuru. Peraturan federasi Spanyol melarang para pemain menunjukkan berbagai publisitas atau slogan-slogan sepanjang pertandingan berlangsung. Menurut federasi itu, hukuman tersebut tidak mempermasalahkan sifat dasar politik dari pesan itu. Tetapi mereka menyoroti fakta bahwa sang pemain telah menunjukkan suatu pesan yang dinilai melanggar peraturan.

Tanggapan Kaonute? ”Itu merupakan sesuatu yang saya rasa harus saya lakukan. Setiap orang seharusnya merasa bertanggung jawab saat menyaksikan ada suatu situasi yang sangat tidak adil itu. Saya merasa 100 persen bertanggung jawab atas apa yang saya lakukan dan saya tidak takut atas sanksi itu,” ujarnya kepada televisi swasta Telecinco.

Sebenarnya, Kanoute sudah akan melakukan aksi itu, sepekan setelah Israel menggempur Gaza. 4 Januari lalu, ia terlihat memakai baju dalam yang sama, yang tembus dari jersey-nya di tengah guyuran hujan. Sayangnya ia tidak berhasil mencetak gol.

Aksi Kanoute itu banyak mendapat dukungan, salah satunya dari Josep Guadiola, pelatih Barcelona. Sanksi yang dirasa Guardiola sebagai bentuk ketidakadilan untuk striker asal Mali tersebut. Menurutnya, seharusnya REF mempelajari lebih dulu apakah pemain itu pantas diberikan denda atas tindakan dari pemain yang bersangkutan.

"Denda itu terlalu banyak. Bila mereka selalu mendenda perbuatan seperti ini, para jurnalis tidak akan bisa lagi membuat sebuah artikel," tandas Pep, sapaan akrab Guardiola, kepada Sport yang dilansir Goal. Ditambahkan Guardiola, mengatakan bahwa peperangan adalah sseauatu hal yang semestinya dilarang karena membahayakan banyak orang. "Semua perang adalah sesuatu yang tidak masuk di akal, dan terlalu banyak orang tidak bersalah harus terbunuh untuk hal seperti ini."

Kanoute memang dikenal sebagai muslim yang taat dan kerap bangga menunjukkan identitas keyakinannya itu. Pada tahun 2007 misalnya, pemain terbaik Afrika 2007 ini pernah memberikan gajinya selama setahun, sebesar 700.000 dolar AS atau sekitar Rp 7 miliar untuk menyelamatkan masjid terakhir yang ada di Sevilla. Masjid tersebut sedianya akan dijual karena populasi Muslim di kota tersebut mulai punah. Pemerintah setempat pun akhirnya memberi nama tempat ibadah tersebut sesuai dengan sang pembeli.

"Jika tidak ada Kanoute, kami tidak akan beribadah pada hari Jumat lagi, di mana itu adalah hari yang suci bagi umat muslim," tukas wakil dari komunitas Islam Spanyol, sesaat setelah Kanoute membeli Masjid tersebut, seperti dilansir AFP.

Ketaatan Kanoute dalam mengamalkan ajaran Islam juga mendapat dukungan penuh dari Sevilla. Ia diberi jersey khusus tanpa sponsor. Hal itu karena sponsor utama Los Palanganas, 888.com, adalah situs judi yang bertentangan dengan ajaran Islam. Ia juga menyumbangkan seluruh hasil penjualan kaosnya untuk beramal. (sa/berbagaisumber)

المقاومة تتصدى لقوات الاحتلال ببسالة وتفشل محاولة للجيش باقتحام غزة

Published by Aman_bajrai under on 6:22 AM

أخفق الجيش الصهيوني طوال الايام الماضية، في اقتحام مدينة غزة من عدة محاور، حيث دارت اشتباكات ضارية بين رجال المقاومة وجنود الاحتلال، الذين ظلّوا متمركزين بآلياتهم إلى الشرق والجنوب من المدينة.

وبحسب مصادر فلسطينية؛ فإنّ هذه الليلة تُعتبر من أشد الليالي التي دارت فيها الاشتباكات بين تلك القوات ورجال المقاومة، الذين تمكّنوا من صدّ هذا الهجوم، ولم يسمحوا لجيش الاحتلال بدخول المدينة.

وأضافت المصادر أنّ الاشتباكات اندلعت إلى الشرق من حي التفاح، وما يعرف بمنطقة جبل الريس، وكذلك شرق حي الشجاعية، وجنوب شرق حي الزيتون.

كما تقدمت تلك القوات من جهة جنوب غرب مدينة غزة، ووصلت إلى مشارف حي الشيخ عجلين.

وبحسب شهود عيان؛ فإنّ تلك المحاور شهدت اشتباكات عنيفة شاركت فيها الطائرات والدبابات وكذلك البوارج الحربية من عرض البحر.

وقد تمكّن رجال المقاومة رغم القصف المكثف لتلك المناطق، من صدّ تقدم جيش الاحتلال وتفجير عدة عبوات ناسفة في آلياتهم. وأطلقت المقاومة قذائف من نوع هاون، وأخرى مضادة للدروع من نوع "آر بي جي" تجاههم. كما سُمعت أصوات إطلاق نار كثيف من الرشاشات الثقيلة من تلك المحاور.

واستخدم جيش الاحتلال المواطنين الفلسطينيين دروعاً بشرية، من أجل محاولة التقدم إلى مدينة غزة، لإجبار رجال المقاومة على عدم التعرض للقوات المتوغلة.

كما قامت قوات الاحتلال الصهيوني، بإحراق منازل المواطنين الفلسطينيين في تلك المناطق التي توغلت فيها.

In the third day of the third week of the Zionist massacre in Gaza - Death toll 905

Published by Aman_bajrai under on 6:17 AM

Five Palestinians were killed in separate strikes near Gaza City and in the Jabaliya Refugee Camp on Sunday evening. Despite a so-called lull in fighting for the delivery of humanitarian aid, Zionist shelling killed two Palestinians in the Ash-Shoja'eyya neighborhood, which is east of Gaza City.

Meanwhile, two others died in the northern Gaza Strip refugee camp of Jabaliya, local sources said, adding that specifically the Al-Jurn area was hit in the deadly attack.

Those three victims were identified as Mus'ab Khader, Husein Abu Sulkltan and 15-year-old Amal A'lush. A number of others were injured. Also, Zionist warplanes shelled the home of Mohammad Dahlan in the Ar-Remal neighborhood of Gaza City. Jets also hit the home of Shadi Abu Labad in Beit Lahiya, northern Gaza Strip.

Some 30 Gazans have been killed since midnight Sunday and nearly 100 injured, apparently by newly used weaponry that set fires to both the people and buildings targeted.

Zionist entity had not previously used white phosphorous bombs during the Gaza offensive, but by Sunday residents and experts were reporting widespread damage by the weapon, which is not illegal, in the Ghuza’a and Abasan villages east of Khanyounis.

Medical sources at Nasser Hospital in Khanyounis said most of the morning’s casualties had been women and children. Medical staff appealed to international agencies for new supplies to deal with burn victims suddenly pouring into the hospital.

Earlier, Sunday dawned with six more Palestinians confirmed dead in Gaza, mainly from the Khuza’a village, which is east of Khanyounis. Zionist warplanes shifted their sights to civilian homes in southern Gaza shortly before dawn, after which strikes began in the north. Zionist ground troops continued their advance toward Gaza City, as well.

One contingent withdrew northward at dawn, while a second front southwest of Gaza City continued to move toward an abandoned Zionist settlement south of the city.

The identities of two Palestinians killed in the southern Gaza Strip during the night were revealed as 41-year-old Hanan An-Najjar and another unidentified man. At least 50 were injured as Zionist strikes hit a dozen homes in the village of Khuza’a, many of which were still ablaze through the noon on Sunday.

Also, the body of 17-year-old Usama Abu Rajileh was identified among the dead in Khanyounis. Attacks in the north began shortly, as well, when four members of the Bashir family were killed by Zionist airstrikes on the family home, which stood in the Al-Karama neighborhood, northwest of Gaza City.

The family was in the home at the time and an unknown number were injured. Witnesses said Ala Bashir “Abu Sheib,” Bashir's wife, his mother-in-law and son were all killed in the strike. Several other homes in the area were hit.

Strikes then shifted to the northern border town of Beit Lahiya, where locals reported the use of white phosphorous, which set homes ablaze. The strikes killed at least three from the Ma'rouf and Ghaban families and injured dozens more.

Witnesses said Zionist entityi troops withdrew from the As-Sudaniyah area, north of Gaza City, after a night of shooting there. Locals said several homes were raided and their residents "massacred," after which their homes were burned. Medical sources have until Sunday evening been unable to confirm the number of dead there.

Some of the known raids included the home of Ahmad Aj-Ja’bari, an Al-Qassam Brigades member, in eastern Gaza City. His home was set on fire, as well, as Zionist troops withdrew.

In the southwest quarter of Gaza City clashes were heard in the Al-Sheikh Ajlein neighborhood as Zionist troops approached the evacuated Netsarim settlement, south of the city.

Israel Kirimkan Tentara Cadangan Ke Gaza

Published by Aman_bajrai under on 6:16 AM

GAZA (Arrahmah.com) – Israel mulai mengirimkan unit-unit cadangan ke wilayah Gaza untuk melanjutkan invasinya yang kini telah memasuki hari ke 17.

Mereka mendatangakan unit-unit tersebut karena melihat perlawanan pejuang Palestina semakin keras.

Israel belum menetapkan akan mengirimkan berapa banyak pasukan cadangan, tetapi ia mengumumkan telah memiliki sepuluh ribu pasukan cadangan yang dibagi untuk serangan darat dan laut.

“Aku dapat memastikan bahwa beberapa unit dari pasukan cadangan telah dimasukkan ke Gaza,” ujar jurubicara militer Israel, Leibovich Avital.

“Mereka telah memperingatkan sejumlah pasukan cadangan, tetapi tidak seluruhnya telah siap memasuki Gaza,” uajr salah satu reporter Al-Jazeera.

“Mereka telah berada di sana, dan mereka siap untuk memperlihatkan kepada dunia, tahapan ketiga dari invasi mereka.”

Ketakutan-ketakutan Penduduk Palestina

Menurut sumber medis, mereka mengatakan bahwa hingga saat ini jumlah kebiadaban Israel telah mencapai 888 orang, banyak di antara mereka adalah anak-anak dan perempuan.

Sekitar 4000 penduduk Gaza mengalami luka-luka.

Di Gaza terdapat spekulasi bahwa Israel berencana melancarkan satu serangan besar di dalam kota untuk hari-hari mendatang.

Tank-tank Israel diposisikan di tepi kota di bagian utara dan timur.

Ehud Olmert, laknatullah mengatakan, Kabinet Israel telah berdiskusi menetapkan perang di Gaza untuk waktu mendatang.

Pertemuan tersebut juga mendiskusikan tahap ketiga dari perang yang dilancarkan Israel, dimana militer akan memasuki wilayah perkotaan. (Hanin Mazaya/arrahmah.com)

ayo, boikot produk israel

Published by Aman_bajrai under on 6:09 AM
 

Lipsum

Followers